Wednesday, December 9, 2015

ANATOMI SISTEM MUSKULOSKELETAL

ANATOMI DAN FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL

Sistem Muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung jawab terhadap pergerakan. Komponen utama sistem muskuloskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot, rangka, tendon, ligamen, bursa, dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur ini.
1.        OTOT
Otot adalah jaringan yang mempunyai kemampuan khusus, yaitu berkontraksi; dengan demikian gerakan terlaksana. Otot terdiri dari serabut silindris yang mempunyai sifat sama dengan sel jaringan lain. Semua ini diikat menjadi berkas-berkas serabut kecil oleh sejenis jaringan ikat yang mengandung unsur kontraktil.
Selain membantu pergerakan, otot juga berfungsi membantu hipotalamus untuk mengatur panas dalam tubuh.
Ada 3 jenis otot :
a.    Otot Lurik (otot sadar, otot kerangka, otot bergaris)
Setiap serabut otot bergaris melintang karena adanya gambaran selang –seling antara warna muda dan tua. Setiap serabut terbentuk oleh sejumlah miofibril dan diselubungi membran-membran halus --- sarkolema (selaput otot). Sejumlah serabut berkumpul membentuk berkas. Banyak berkas-berkas itu yang diikat menjadi satu oleh jaringan ikat untuk membentuk otot besar dan otot kecil. Bila otot berkontraksi, akan menjadi pendek, dan setiap serabut turut bergerak dengan berkontraksi. Otot-otot jenis ini hanya berkontraksi jika dirangsang oleh rangsangan saraf.


b. Otot Polos (otot tak sadar, otot tidak bergaris)
Jenis ini dapat berkontraksi tanpa rangsangan saraf. Otot tak sadar ditemukan pada dinding pembulu darah dan pembulu limfe, pada dinding saluran pencernaan dan visera (alat dalam) yang berongga, trakea, dan bronki, pada iris dan muskulus siliaris mata, serta otot tak sadar dalam kulit.


b.   Otot Jantung
Ditemukan hanya pada jantung. Otot ini bergaris seperti pada otot sadar. Perbedaannya terdapat pada serabutnya yang bercabang dan mengadakan anastomose (bersambungan satu sama lain, tersusun memanjang seperti pada otot bergaris, berciri merah khas, dan tak dapat dikendalikan kemauan).
Otot jantung memiliki kemampuan khusus untuk mengadakan kontraksi otomatis dan ritmis tanpa tergantung pada ada – tidaknya rangsangan saraf. Cara kerja semacam ini disebut miogenik yang membedakan dengan neurogenik.

c.    Otot Sfingter
Terdiri atas lingkaran serabut otot yang mengelilingi lubang masuk atau lubang keluar sebuah saluran atau mulut saluran yang akan menutup erat bila berkontraksi. Contoh sfingter jantung dan sfingter pilori pada mulu lambung, sfingter bagian dalam dan luar anus dan uretra, sfingter atau katub antara ileus dan kolon.

Perbedaan antara Otot Polos, Otot Lurik dan Otot Jantung :
Pembeda
Otot Polos
Otot Lurik
Otot Jantung
Tempat
Organ dalam pembulu darah
Melekat pada rangka
Jantung
Bentuk Serabut
Memanjang, berbentuk spindel, ujung lancip
Memanjang, silindris, ujung tumpul
Memanjang, silindris, bercabang dan menyatu
Jumlah Nukleus
1
>1
1
Letak Nukleus
Tengah
Tepi
Tengah
Garis Melintang
Tidak ada
Ada
Ada
Kecepatan Kontraksi
Paling lambat
Paling cepat
Sedang
Kemampuan Berkontraksi
kuat
kuat
kuat
Tipe Kontrol
Involunter
Volunter
Involunter


            Ada hal terpenting dalam kontraktilitas otot, yaitu :
1. Kontraktilitas : Kemampuan untuk berkontraksi (mengembang dan meregang)
2. Eksitabilitas : Kemampuan otot untuk merespon stimulus
3.  Elastisitas  : Kemampuan untuk kembali ke bentuk semula setelah berkontraksi/dilatasi
4. Ekstensibilitas  : Kemampuan untuk streeching/meregang, otot akan merespon dengan kuat

Ada faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi kekuatan kontraksi serabut otot. Kontraksi otot akan lebih kuat bila sedang meregang dan bila suhunya cukup panas. Kelelahan dan dingin memperlemah kekuatan otot.
Sedangkan untuk karakteristik kontraksi otot dibagi menjadi 2 yakni :
1.         Kontraksi Isometrik         : Panjang otot tetap sedangkan tonus otot meningkat
2.         Kontraksi Isotonik           : Otot memendek dan tonus otot tetap

Bagian otot sendiri dibagi menjadi 3 bagian yakni Kepala otot (Musculus Caput) , Empal otot (Musculus Venter), Ekor otot (Musculus Caudal)
Struktur dari Otot

à Tendon                   : Jaringan ikat yang menghubungkan antara otot dengan tulang
à Epimysium             : Jaringan ikat fibrosa di sekitar perut otot rangka
à Fasiculi                   : Bundel serat otot
à Perimysium             :  Jaringan ikat sekitarnya fasiculi
à Endomysium          : Jaringan ikat yang mengelilingi serabut otot (sel otot)
à Serat otot                : Sel otot tunggal (dalam bentuk benang)
à Sarcolemma            : Membran sel yang mengelilingi serabut otot
à Sarcoplasm             : Serat otot sitoplasma yang berisi beberapa inti dan mitokondria
à Myofibrils               : "seperti batang" struktur berjalan melalui serat otot yang mengandung protein kontraktil aktin myosin yang memberikan otot rangka penampilan lurik
à Panjang dan diameter
à Myofilaments aktin - mengandung aktin dengan pengikat ditutupi oleh tropomiosin yang strategis terletak protein troponin ke mana ion kalsium memiliki afinitas tinggi
à Myofilaments myosin - berisi kepala bulat

Istilah Khusus pada Jaringan Otot
a.    Sitoplasma disebut sarkoplasma
b.    Retikulum endoplasma disebut retikulum sarkoplasma
c.    Membran plasma disebut sarkolema
-          Tubulus T adalah rangkaian tubulus transversus pada otot rangka dan jantung yang terbentuk melalui invaginasi sarkolema berbentuk seperti jari
-          Sisterna terminal adalah struktur berbentuk kantong di kedua sisi tubulus T retikulum endoplasma
-          Invaginasi tubulus T dan sisterna terminal yang berdekatan terminal yang berdekatan di kedua sisinya membentuk suatu triad.
d.   Origo          : Tempat melekatnya kepala otot pada pangkal tulang
e.    Insersi         : Tempat melekatnya ekor otot
f.     Fasia           : Selaput pembungkus otot yang berupa jaringan
g.    Tendon       : Jaringan ikat yang menghubungkan otot dengan tulang
h.    Ligamen      : Jaringan ikat yang menghubungkan tulang dengan tulang

Tonus otot
Otot tidak bisa istirahat benar meskipun kelihatannya demikian. Pada hakikatnya otot selalu berada dalam keadaan tonus otot, yang berarti siap bereaksi terhadap rangsangan. Misalnya kejutan lutut yang disebabkan ketukan keras pada tendo patela mengakibatkan kontraksi ekstensor kuadrisep femoris dan sedikit rangsangan sendi lutut. Ini refleks yang terjadi akibat rangsangan pada saraf. Sikap tubuhpun ditentukan tingkat tonus otot.
Tonus otot disebabkan oleh impuls (potensial listrik) yang terus dialirkan oleh serabut otot untuk mempertahankan kontraksi, yang terus menerus dikirimkan dari medula spinalis

 Mekanisme Molekular Kontraksi Otot
Pada keadaan relaksasi ujung-ujung filamen aktin berasal dari dua lempeng salng tumpang tindih satu sama lainnya. Pada waktu yang bersamaan menjadi lebih dekat pada filament myosin, tumpang tindih satu sama lainnya secara meluas. Lempeng ini ditarik oleh filament sampai ke ujung miosin. Selama kontraksi kuat , filament aktin dapat ditarik bersama-sama, begitu eratnya sehingga ujung filament myosin melekuk. Kontraksi otot terjadi karena mekanisme pergeseran filament.
Kekuatan mekanisme dibentuk oleh interaksi jembatan penyeberangan dari filament miosin dengan filament aktin. Bila sebuah potensial aksi berjalan seluruh membran serat otot akan menyebabkan reticulum sakromplasmik melepaskan ion kalsium dalam jumlah besar yang dengan cepat dapat menembus miofribril.

Energi pada kontraksi otot
Didapat dari perubahan adenosin trifosfat (ATP) menjadi adenosin difosfat (ADP). Kemudian ADP segera berubah kembali menjadi ATP oleh tenaga yang tersedia dari pemecahan glikogen. Selanjutnya semakin hebat kerja yang dilakukan semakin besar jumlah ATP yang dipecahkan. Proses ini akan berlangsung terus menerus sampai filamen aktin menarik membran menyentuh ujung akhir filament myosin atau sampai beban pada otot menjadi terlalu besar untuk terjadinya tarikan lebih lanjut.





Kelelahan Otot
à Apabila sumber-sumber ATP diotot habis maka terjadi kelelahan pada otot.
à Apabila otot kekurangan oksigen maka kelelahan lebih cepat terjadi
à Apabila tejadi kelelahan otot maka otot bergantung pada glikolisis anaerob dan energi cadangan (simpanan glikogen)
à Glikolisis anaerob  menghasilkan  asam laktat yang mempengaruhi keasaman darah yang dapat mencetuskan terjadinya asidosis metabolisme

Remodeling Otot
Dilakukan terus-menerus untuk menyesuaikan dengan fungsinya. Remodeling otot dilakukan dalam beberapa minggu.
Hipertrofi otot
à Karena peningkatan filamen aktin dan miosin
à Peningkatan sistem enzim, replacement dan penghancuran
Atrofi otot
à Terjadi pada otot yang tidak digunakan
à Karena penurunan filamen aktin dan miosin
à Penurunan sistem enzim, replacement dan penghancuran

Klasifikasi Otot
1.      Berdasarkan cara kerjanya, otot dibedakan menjadi dua sebagai berikut :
·      Otot sinergis, yaitu otot yang saling menduung. Contoh: otot bisep dan otot lengan bawah (pronator) yang terdiri otot pronator kuadratus dan otot pronator teres. Ketiga otot ini sama-sama berkontraksi ke satu arah sehingga lengan bawah dapat diigerakkan memutar.
·      Otot antagonis, yaitu otot yang bekerja secara berlawanan. Contoh: mekanisme kerja otot bisep dan trisep dapat membengkokkan dan meluruskan siku
2.      Berdasarkan bentuk dan serabutnya :
·      Otot serabut sejajar atau bentuk kumparan
·      Otot bentuk kipas, otot bersirip dan otot melingkar/sfingter
3.      Berdasarkan jumlah kepalanya :
·      Otot berkepala dua (Bisep)
·      Otot berkepala tiga/triseps
·      Otot berkepala empat/quadriseps 
4.      Berdasarkan pekerjaannya :
·      Otot sinergis    : otot bekerja bersama-sama
·      Otot antagonis : otot yang bekerjanya berlawanan
·      Otot abduktor : otot yang menggerakkan anggota menjauhi tubuh
·      Otot abduktor : otot yang menggerakkan anggota mendekati tubuh
·      Otot fleksor     : otot yang membengkokkan sendi tulang atau melipat sendi
·      Otot ekstensor : otot yang meluruskan kembali sendi tulang kedudukan semula
·      Otot pronator  : ketika ulna dan radial dalam keadaan sejajar
·      Otot suponator            : ulna dan radial dalam keadaan menyilang
·      Endorotasi       : memutar ke dalam
·      Eksorotasi        : memutar ke luar
·      Dilatasi            : memanjangkan otot
·      Kontraksi         : memendekkan otot

1.      Berdasarkan letaknya :
·      Bagian kepala


Otot bagian ini dibagi menjadi 5 bagian :
1.      Otot puncak kepala
fungsinya sebagian kecil membentuk gales aponeurotika disebut juga muskulus oksipitifrontalis, dibagi menjadi 2 baigan :
à M. Frontalis, fungsinya mengerutkan dahi dan menarik dahi mata
à M. Oksipitalis terletak di bagian belakang, fungsinya menarik kulit ke belakang
à M. Parietalis
à M. Temporalis, terletak dibagian samping kanan dan kiri
2.      Otot wajah
à M. Orbicularis Okuli    : lingkar mata terdapat di sekliling mata, fungsinya sebagai penutup mata atau otot sfingter mata
à M. Levator Palpebra superior : mengangkat kelopak mata
à M. Rectus Okuli
à M. Oblingus Okuli : fungsinya untuk memutar mata
3.      Otot mulut bibir dan pipi
à M. triangularis dan muskulus orbikularis oris/otot : sudut mulut, fungsinya menarik sudut mulut ke bawah
à M. quadratus labii superior : otot bibir atas mempunyai origo penggir lekuk mata menuju bibir atas dan hidung
à M. quadratus labii inferior : terdapat pada dagu merupakan kelanjutan pada otot leher. Fungsinya menarik bibir ke bawah atau membentuk mimik muka ke bawah
à M. buksinator : membentuk dinding samping rongga mulut. Origo pada taju mandibula dan insersi muskulus orbikularis oris. Fungsinya untuk menahan makanan waktu mengunyah.
à M. zigomatikus/otot pipi : untuk mengangkat dagu mulut ke atas waktu senyum.
4.      Otot pengunyah/otot yang bekerja waktu mengunyah
à M. maseter : fungsinya mengangkat rahang bawah pada waktu mulut terbuka
à M. temporalis : fungsinya menarik rahang bawah ke atas dan ke belakang
à Muskulus pterigoid internus dan eksternus, fungsinya menarik rahang bawah ke depan
5.      Otot lidah sangat berguna dalam membantu pancaindra untuk menunyah
à M. genioglosus, fungsinya mendorong lidah ke depan
à M. stiloglosus, fungsinya menarik lidah ke atas dan ke belakang

·      Bagian Leher

1.      M. platisma, terdapat di samping leher menutupi sampai bagian dada. Fungsinya menekan mandibula, menarik bibir ke bawah dan mengerutkan kulit bibir.
2.      M. sternokleidomastoid di samping kiri kanan leher ada suatu tendo sangat kuat. Fungsinya menarik kepala ke samping, ke kiri, dan ke kanan, memutar kepala dan kalau keduanya bekerja sama merupakan fleksi kepala ke depan disamping itu sebagai alat bantu pernapasan.

3.      M. longisimus kapitis, terdiri dari splenius dan semispinalis kapitis. Ketiga otot ini terdapat di belakang leher, terbentang dari belakang kepala ke prosesus spinalis korakoid. Fungsinya untuk menarik kepala belakang dan menggelengkan kepala.

·      Bagian Bahu
Otot bahu hanya meliputi sebuah sendi saja dan membungkus tulang pangkal lengan dan tulang belikat akromion yang teraba dari luar.
1.     M. deltoid (otot segitiga), otot ini membentuk lengkung bahu dan berpangkal di bagian sisi tulang selangka ujung bahu, balung tulang belikat dan diafise tulang pangkal lengan. Di antara otot ini dan taju besar tulang pangkal lengan terdapat kandung lendir. Fungsinya mengangkat lengan sampai mendatar
2.     M. subskapularis (otot depan tulang belikat) Otot ini mulai dari bagian depan tulang belikat, menuju taju kecil tulang pangkal lengan, di bawah uratnya terdapat kandung lendir. Fungsinya menengahkan dan memutar tulang humerus ke dalam.
3.        M. supraspinatus (otot atas balung tualang belikat). Otot ini berpangkal di lekuk sebelah atas menuju ke taju besar tulang pangkal lengan. Fungsinya mengangkat lengan.
4.        M. infraspinatus (otot bawah balung tulang belikat). Otot ini berpangkal di lekuk sebelah bawah balung tulang belikat dan menuju ke taju besar tulang pangkal lengan. Fungsinya memutar lengan ke luar.
5.      M. teres mayor (ototo lengan bulat besar). Otot ini berpangkal di siku bawah tulang belikat dan menuju ke taju kecil tulang pangkal lengan. Di antara otot lengan bulat kecil dan otot lengan bulat besar terdapat kepala yang panjang dari muskulus triseps brakii. Fungsinya bisa memutar lengan ke dalam.
6.        M. teres minor (otot lengan belikat kecil). Otot ini berpangakal di siku sebelah luar tulang belikat dan menuju ke taju besar tulang ke pangkal lengan. Fungsinya memutar lengan ke luar.

·      Bagian Dada

1.  M. pektoralis mayor, Otot dada besar. Pangkalnya terdapat di ujung tengah selangka, tulang dada dan rawan iga. Fungsinya dapat memutar lengan ke dalam dan menengahkan lengan, menarik lengan melalui dada, merapatkan lengan ke dalam.
2.    M. pektoralis minor, Otot dada kecil. Terdapat di bawah otot dada besar, berpangkal di iga III, IV dan V menuju ke prosesus korakoid. Fungsinya menaikkan tulang belikat dan menekan bahu
3.    M. Subklavikula, Otot bawah selangka. Terdapat di antara tulang selangka dan ujung iga I, bagian dada atas sebelah bawah os klavikula. Fungsinya menetapkan tulang selangka di sendi sebelah tulang dada dan menekan sendi bahu ke bawah dan ke depan.
4.    M. seratus anterior, Otot gergaji depan. Berpangkal di iga I sampai IX dan menuju ke sisi tengah tulang belikat, tetapi yang terbanyak menuju ke bawah.
5.   Otot dada sejati yaitu otot-otot sela iga luar dan otot-otot sela iga dalam. Fungsinya mengangkat dan menurunkan iga waktu bernapas.
    Otot dada bagian dalam disebut juga otot dada sejati, yaitu otot dada yang membantu pernapasan terdiri dari :
1.  M. interkostalis eksternal dan internal terdapat di antara tulang-tulang iga. Fungsinya mengangkat dan menurunkan tulang iga ke atas dan ke bawah pada waktu bernapas
2.  M. diaragmatikus, merupakan alat istimewa yang di tengahnya mempunayi aponeurosis yang disebut sentrum tendineum. Bentuknya melengkung ke atas mengahadap ke rongga toraks, mempunyai lobang tempat lalu aorta vena kava dan esofagus. Fungsinya menjadi batas antara rongga dada dan rongga perut. Kontraksi dan relaksinya memperkecil serta memperbesar rongga dada waktu bernapas.

·      Bagian Perut
1.      M. abdominis internal (dinding perut). Garis di tengah dinding perut dinamakan linea alba,
2.      M. abdominis eksternal, otot sebelah luar. Otot yang tebal dinamakan aponeurosis, membentuk kandung otot yang terdapat di sebelah kiri dan kanan linea itu.
3.  M. obliqus eskternus abdominis, lapisan sebelah luar sekali dibentuk otot miring luar. Berpangkal pada iga V sampai iga yang bawah sekali. Serabut ototnya yang sebelah belakang menuju ke tepi tulang panggul (kristailiaka). Serabut yang depan menuju linea alba. Serabut yang tengah membentuk ikat yang terbentang dari spina iliaka anterior superior ke simfisis.
4.  M. obliqus internus abdominis, lapisan kedua di bawah otot dibentuk oleh otot perut dalam. Serabut miring menuju ke atas dan ke tengah. Aponeurosis terbagi 2 dan ikut membentuk kandung otot perut lurus sebelah depan dan belakang muskulus rektus abdominis, otot perut lurus mulai dari pedang rawan iga III di bawah dan menuju ke simfisi. Otot ini mempunyai 4 buah urat melintang.
5.   M. transversus abdominis, merupakan xifoid menuju artikule ke kosta III terus ke simfisis. Otot ini membentuk 4 buah urat yang bentuknya melintang dibungkus oleh muskulus rektus abdominis dan otot vagina.
6.      M. apponeurosis

     Otot yang masuk ke dalam formasi bagian bawah dinding perut atau dinding abdominal posterior :
1.   M. psoas, terletak di belakang diafragma bagain bawah mediastinum, berhubungan dengan quadratus lumborum di dalamnya terdapt arteri, vena dan kelenjar limfe
2.    M. iliakus terdapat pada sisi tulang ilium, sebelah belakang berfungsi menopang sekum, dan sebelah depan menyentuh kolon desendens

·      Bagian Punggung
    Otot yang ikut menggerakkan lengan
1. M. Trapezius (otot kerudung). Terdapat di semua ruas-ruas tulang punggung. Berpangkal di tulang kepala belakang. Fungsinya: mengangkat dan menarik sendi bahu. Bagian atas menarik skapula ke bagian medial dan yang bawah menarik ke bagian lateral.
2.  M. latisimus dorsi (otot pungung lebar), berpangkal pada ruas tulang punggung yang kelima dari bawah fasia lumboid, tepi tulang punggung dan iga III di bawah, gunanya menutupi ketiak bagian belakang, menengahkan dan memutar tulang pangkal lengan ke dalam.
3.  M. rumboid (otot belah ketupat), berpangkal dari taju duri, dari tulang leher V, ruas tulang punggung V, di sisni menuju ke pinggir tengah tulang belikat. Gunanya menggerakkan tulang belikat ke atas dan ke tengah.

Otot antara ruas tulang belakang dan iga
1.   M. seratus posterior inferior (otot gergaji belakang bawah). Terletak di bawah otot pungung lebar, berpangkal di fasia lumbodorsalis dan menuju ke iga V dari bawah. Gunanya menarik tulang iga ke bawah pada waktu bernapas.
2.   M. seratus posterior superior, terletak di bawah otot belah ketupat dan berpangkal di ruas tulang leher keenam dan ketujuh dari ruas tulang punggung yang kedua. Gunanya menarik tulang iga ke atas waktu inspirasi.

Otot punggung sejati
1.   M. interspinalis transversi dan muskulus semispinalis, terdapat di antara kiri-kanan prosesus transversus dan prosesus spina. Fungsinya untuk sikap dan pergerakan tulang belakang.
2.  M. sakrospinalis (muskulus eraktor spina) terletak di samping ruas tulang belakang kiri dan kanan. Fungsinya memelihara dan menjaga kedudukan kolumna vertebra dan pergerakan dari ruas tulang belakang
3.  M. quadratus lumborum, terletak antara krista iliaka dan os kosta, terdiri dari 2 lapisan; fleksi dari vertebra lumbalis dan di samping itu juga merupakan dinding bagian belakang rongga perut.

·      Bagian Lengan
Pangkal Lengan Atas
1.    Muskulus biseps (Fleksor)
       à Otot ini meliputi 2 buah sendi : mempunyai 2 buah kepala (kaput), Kepala yang panjang melekat di dalam sendi bahu, kepala yang pendek melekatnya di sebelah luar dan yang kedua di sebelah dalam.
       à Otot itu ke bawah menuju ke tulang pengumpil.
       à Di bawah uratnya terdapat kandung lendir.
      Fungsinya membengkokkan lengan bawah siku, meratakan hasta dan mengangkat lengan.
2.  Muskulus brakialis (otot lengan dalam).
       à Otot ini berpangkal di bawah otot segitiga di tulang pangkal lengan
       à otot menuju taju di pangkal tulang hasta.
       à Fungsinya membengkokkan lengan bawah siku.
3. Muskulus korakobrakialis
       à Otot ni berpangkal di prosesus korakoid
       à otot menuju ke tulang pangkal lengan.
       à Fungsinya mengangkat lengan.
4. Muskulus triseps (Ekstensor)
       à mempunyai 3 buah kepala (kaput).
      à Kepala luar berpangkal di sebelah belakang tulang pangkal lengan dan menuju ke bawah kemudian bersatu dengan yang lain.
       à Kepala dalam dimulai di sebelah dalam tulang pangkal lengan.
      à Kepala panjang dimulai pada tulang di bawah sendi dan ketiganya mempunyai sebuah urat yang melekat di olekrani
       à berperan berlawanan dengan otot bisep yaitu untuk meluruskan siku

Pangkal Lengan Bawah
Otot yang bekerja memutar radialis (pronator dan supinator) terdiri dari:
1.      M. pronator teres equadratus : fungsinya pronasi tangan
2.      M. spinator brevis, fungsinya supinasi tangan
3.      M. Palmaris longus
4.      M. Fleksor karpi radialis
5.      M. Fleksor digitor sublimis
6.      M. Fleksor digitorum profundus
7.      M. Ekst karpi radialis longus
8.      M. Ekst karpi radialis brevis

Otot-otot sekitar panggul
Otot-otot sekitar panggul atau kolumna vertebralis menuju ke pangkal paha.
Sebelah  depan bagian dalam dari panggul terdapat :
1.    M. psoas mayor, terbentang dari prosesus transversi lumbalis menuju trokanter minor dan iliakus
2.       M. iliakus, berasal dari fosa iliaka menuju trokanter minor
3.       Muskulus psoas minor, yang terletak di muka psoas mayor.
Ketiga otot ini disebut juga otot iliopsoas, fungsinya mengangkat dan memutar tungkai
ke bagian luar

Sebelah belakang bagian luar terdapat:
1.      M. gluteus maksmius merupakan otot yang terbesar yang terdapat di sebelah luar panggul membentuk bokong. Fungsinya, antagonis dari iliopsoas yaitu rotasi fleksi dan endorotasi femur
2.      M. Glueteus medius minimus

·      Bagian Kaki

Otot Tungkai Atas
Otot tungkai atas (otot pada paha), mempunyai selaput pembungkus yang sangat kuat
dan disebut fasia lata yang dibagi atas 3 golongan yaitu :
1.      Otot abduktor terdiri dari
     à M. abduktor maldanus sebelah dalam
     à M. abduktor brevis sebelah tengah
     à M. abduktor longus sebelah luar
Ketiga otot ini menjadi satu yang disebut muskulus abduktor femoralis. Fungsinya
menyelenggarkan gerakan abduksi dari femur.
2.     M. ekstensor (quadriseps femoris) otot berkepala empat. Otot ini merupakan otot yang terbesar terdiri dari:
      à M. rektus femoris
      à M. vastus lateralis eksternal
      à M. vastus medialis internal
      à M. vastus intermedial

Otot fleksor femoris, yang terdapat di bagian belakang paha terdiri dari : Biseps
femoris, otot berkepala dua. Fungsinya membengkokkan paha dan meluruskan
tungkai bawah.
à   M. semi membranosus, otot seperti selaput. Fungsinya membengkokkan tungkai bawah.
à   M. semi tendinosus, otot seprti urat. Fungsinya membengkokkan urat bawah serta memutarkan ke dalam.
à  M. sartorius, otot penjahit. Bentuknya panjang seperti pita, terdapat di bagain paha.
   Fungsi: eksorotasi femur memutar ke luar pada waktu lutut mengetul, serta membantu gerakan fleksi femur dan membengkokkan ke luar.

Otot tungkai bawah
à    Otot tulang kering depan muskulus tibialis anterior. Fungsinya mengangkat pinggir kaki sebelah tengah dan membengkokkan kaki.
à    M.  ekstensor talangus longus. Fungsinya meluruskan jari telunjuk ke tengah jari, jari manis dan kelingking kaki.
à    Otot kedang jempol, fungsinya dapat meluruskan ibu jari kaki. Urat-urat tersebut dipaut oleh ikat melintang dan ikat silang sehingga otot itu bisa membengkokkan kaki ke atas.
à    Otot-otot yang terdapat di belakang mata kaki luar dipaut oleh ikat silang dan ikat melintang. Fungsinya dapat mengangkat kaki sebelah luar.
à    Urat akiles (tendo achlilles).
  Fungsinya meluruskan kaki di sendi tumit dan membengkokkan tungkai bawah lutut (muskulus popliteus).

1.        TULANG
Tulang membentuk rangka penunjang dan pelindung bagi tubuh dan tempat untuk melekatnya otot-otot yang menggerakkan kerangka tubuh. Ruang ditengah tulang-tulang tertentu berisi jaringan hematopoetik, yang membentuk berbagai sel darah. Tulang juga merupakan tempat primer untuk menyimpan dan mengatur kalsium dan fosfat.
Komponen-komponen nonselular utama dari jaringan tulang adalah mineral-mineral dan matriks organik (kolagen dan proteolikan). Kalsium dan fosfat membentuk  suatu garam kristal (hidroksiapatit), yang tertimbun pada matriks kolagen dan proteolikan. Mineral-mineral ini memampatkan kekuatan tulang. Matriks organik tulang disebut juga sebagai suatu osteoid. Sekitar 70% dari osteoid adalah kolagen tipe I yang kaku dan memberikan daya rentang tinggi pada tulang. Materi organik lain yang juga menyusun tulang berupa proteoglikan seperti asam hialuronat.
Susunan dari beberapa tulang inipun memiliki suatu fungsi. Menurut Syaifuddin 1994, fungsi dari sistem rangka yaitu :
1.      Membantu tubuh untuk berdiri tegap/tidak rubuh
2.      Melindungi organ tubuh yang lunak seperti otak, paru-paru dan jantung.
3.      Tempat melekatnya otot-otot dan merupakan alat gerak pasif
4.      Memberi bentuk pada bangunan tubuh
Selain itu rangka juga berfungsi menyimpanan mineral dan jaringan lemak (adiposa), pembentukan sel darah di cavum medulla.
Klasifikasi Rangka
1.      Berdasarkan letaknya
a.       Axial Skeleton (membentuk sumbu tubuh) yang berfungsi penting dalam peran proteksi dan supportif. Axial skeleton dibagi menjadi empat pembagian, yaitu : Cranium, Sternum, Collumna, Verteberalis

Tulang Tengkorak
à Tulang tengkorak bagian kepala terdiri dari :
a Bagian Parietal terletak di dahi. Membentuk sisi dan langit-langit kranium
a.       Sutura sagital : yang menyatukan tulang tengkorak kiri dan kanan
b.      Sutura koronal : yang menyambungkan tulang parietal dan tulang frontal
a.       Sutura lamboideal : yang menyambungkan tulang parietal dan tulang oksipital
a Bagian temporal terletak di tulang samping kanan kepala dekat dengan telinga
a.       Skuamosa     : merupakan bagian terbesar, merupakan lempeng pipih dan tipis yang membentuk pelipis. Prosessus zigomatikum menonjol dari bagian skuamosa pada setiap tulang temporal. Tonjolan tersebut bertemu dengan zigomatikus untuk membentuk arkus zigomatikus
b.      Petrous         : bagian ini berisi struktur telinga tengah dan telinga dalam
c.       Mastoid        : terletak dibelakang dan dibawah liang telinga. Prosessus mastoid adalah tonjolan membulat yang muda teraba dibelakag telinga
d.      Timpani        : struktur penyangga penting dari rongga nasal dan berperan dalam pembentukan orbita mata
a Bagian occipital terletak pada daerah belakang dari tengkorak
a.       Foramen magnum : pintu oval besar yang dikelilingi tulang oksipital. Foramen ini menghubungkan rongga kranial dan rongga spinal
b.      Protuberans oksipital eksternal : suatu proyeksi yang mencuat diatas foramen magnum
c.       Kondilus oksipital : dua prosessus oval pada tulang oksipital yang dengan berartikulasi vertebra serviks pertama, atlas.
a Bagian spenoid letaknya berdekatan dengan tulang rongga mata seperti tulang baji.
a Bagian ethmoid yaitu tulang yang menyusun rongga hidung
  Tulang-tulang tengkorak merupakan tulang yang menyusun kerangka kepala. Tulang tengkorak tersusun atas 8 buah tulang yang menyusun kepala dan empat belas tulang yang menyusun bagian wajah, tulang tengkorak bagian kepala merupakan bingkai pelindung dari otak. Sendi yang tedapat diantara tulang-tulang tengkorak merupakan sendi mati yang disebut sutura.

à Tulang tengkorak bagian wajah terdiri dari :
a Rahang bawah (mandibularis) letaknya yaitu menempel pada tulang tengkorak bagian temporal. Hal tersebut merupakan satu-satunya hubungan antar tulang dengan gerakan yang lebih bebas
a Rahang atas (maxilaris) adalah tulang yang menyusun sebagian dari hidung dan langit-langit
a Palatinum (tulang langit-langit) tulang yang menyusun sebagian dari rongga hidung dan bagian atas dari atap rongga mulut
a Zigomatikum yaitu tulang yanga ada pada daerah pipi
a Nasalis (tulang hidung)
a Tulang lakrimal yaitu sekat tulang hidung
a Foramen magnum, penyambung antara tulang kepala dan leher
a Sinus paranasal (frontal, ethmoidal, sfenoidal dan maksilaris) terdiri dari ruang-ruang udara dalam tulang tengkorak yang berhubungan dengan rongga nasal. Sinus tersebut berfungsi sebagai:
-       Untuk memperingan tulang-tulang kepala
-       Untuk memberikan resonansi pada suara dan membantu dalam proses bicara
-       Untuk memproduksi mukus yang mengalir ke rongga nasal dan membantu menghangatkan serta melembabkan udara yang masuk
a Hyoid (jakun)

Tulang Dada
      Tulang Dada Tulang dada termasak tulang pipih,  terletak di bagian tengah dada. Pada sisi kiri dan kanan tulang dada terdapat tempat lekat dari rusuk.  Bersama-sama dengan rusuk, tulang dada memberikan perlindungan pada jantung, paru-paru dan pembuluh darah besar dari kerusakan.  Tulang dada tersusun atas 3 tulang yaitu :
à Tulang hulu/manubrium yaitu tulang yang terletak di bagian atas dari tulang dada.  tempat melekatknya tulang rusuk yang pertama dan kedua.
à T ulang Badan (corpus sterni),  terletak dibagian tengah,  tempat melekatnya tulang rusuk ke tiga sampai ke tujuh,  gabungan tulang rusuk ke delapan sampai sepuluh.
à Tulang taju pedang (processusxipoideus),  terletak di bagian bawah dari tulang dada.  Tulang ini terbentuk dari tulang rawan

Tulang Rusuk

       Tulang rusuk berbentuk tipis, pipih dan melengkung.  Bersama-sama dengan tulang dada membentuk rongga dada untuk melindungi jantung dan paru-paru.  Tulang rusuk dibedakan atas tiga bagian yaitu :
à Tulang rusuk sejati berjumlah tujuh pasang. Tulang-ulang rusuk ini pada bagian belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang sedangkan ujung depannya berhubungan dengan tulang dada dengan taraan tulang rawan.
à Tulang rusuk palsu berjumlah 3 pasang. Tulang rusuk ini memiliki ukuran lebih pendek dibandingkan tulang rusuk sejati. Pada bagian belakang berhubungan dengan ruas-ruans tulang belakang, sedangkan ketiga ujung tulang bagian depan disatukan oleh tulang rawan yang melekatkannya pada satu titik di tulang dada.
à Rusuk melayang berjumlah 2 pasang.  Tulang rusuk ini pada ujung belakang berhubungan dengan ruas-ruas  tulang belakang.  sedangkan ujung depannya bebas. Tulang rusuk memiliki beberapa fungsi diantaranya : melindungi jantung dan paru-paru dari goncangan, melindungi lambung,  limpa, dan ginjal  serta membantu pemapasan

Ruas-Ruas Tulang Belakang
    Ruas-ruus tulang belakang disusun oleh 33 buah tulang dengan bentuk tidak beraturan. Ke-33 tulang tersebut terbagi menjadi 5 bagian , yaitu :
à Tujuh ruas pertama disebut tulang leher.  Ruas pertama dari tulang leher disebut tulang atlas dan ruas kedua berupa tulang pemutar atau poros.  Bentuk dari tulang atlas memungkinkan kepala untuk melakukan gerakan.
à Dua belas ruas berikutnya membentuk tulang punggung.  Ruas ruas tulang punggung pada bagian kiri dan kanannya merupakan tempat melekatnya tulang rusuk.
à Lima ruas berikutnya merupakan tulang pinggang. Ukuran tulang pinggang lebilh besar dibandingkan tulang punggung. Ruas-ruas tulang pinggang menahan sebagian besar berat tubuh dan banyak melekat otot-otot.
à Lima ruas tulang selangkangan (sacrum) yang menberbentuk segitiga terletak dibawah ruas-ruas tulang pinggang. 
à Bagian bawah dari ruas-ruas tulang belakang disebut tulang ekor (corcyx), tersusuan atas 3 sampai dengan 5 ruas tulang belakang yang menyatu.  Ruas-ruas tulang belakang berfungsi untuk menegakkan badan dan menjaga keseimbangan menyokong kepala dan tangan dan tempat melekatnya otot,  rusuk dan beberapa organ.

a.       Appendicular Skeleton
Tersusun atas tulang tulang yang merupakan tambahan dari skeleton aksial.  Apendikular skeleton ini terdiri dari :
à Anggota gerak atas
à Anggota gorak bawah
à Gelang bahu
à Gelang panggung
à Bagian akhir dari nas-ruas tulang belakang seperti sakrum dan tulang coccyx.

Tulang anggota gerak atas (ekstremitas superior)
Tulang penyusun anggota gerak atas tersusun atas
à Humerus/tulang lengan atas. Termasuk kelompok tulang panjang/pipa, ujung atasnya besar,  halus,  dan dikelilingi oleh tulang belikat pada bagian bawah memiliki dua lekukan merupakan tempat melekatnya tulang radius dan ulna.
à Radius dan ulna/pengumpil dan hasta. Tulang ulna berukuran lebih besar dibandingkan radius dan melekat dengan kuat di humerus.  Tulang radius memiliki kontribusi yang besar untuk gerakan lengan bawah dibandingkan ulna.
à Karpal/pergelangan tangan.  Tersusun atas 8 buah tulang yang saling dihubungkan oleh ligament.
à Metakarpal/telapak tangan.  Tersusun atas lima buah tangan. Pada bagian atas berhubungan dengan tulang pergelangan tangan,  sedangkan bagian bawah berhubungan dengan tulang-tulang jari (palanges).
à Palanges (tulang jari-jari) tersusan atas 14 buah tulang Setiap jari tersusun atas tiga buah tulang.  kecuali ibu jari yang hanya tersusun atas 2 buah tulang

Tulang anggota gerak bawah (ekstrenatas inferior)
Tulang anggota gerak bawah disusun oleh :
à Femur/tulang paha.  Termasuk kelompok tulang panjang,  terletak mulai dari gelang panggul sampai ke lutut.
à Tibia dan fibula/tulang kering dan tulang betis. Bagian pangkal berhubungan dengan lutut dan bagian ujung berhubungan dengan pergelangan kaki.  Ukuran tulang kering lebih besar dibandingkan tulang betis karena berfungsi untuk menahan beban atau berat tubuh.  Tulang betis merupakan tempat melekatnya beberapa otot.
à Patela tempurung lutut,  terletak antara fernur dengan tibia,  bentuk segitiga.  Patela berfungsi melindungi sendi lutut,  dan memberikan kekuatan pada tendon yang membentuk lutut.
à Tarsal/Tulang pergelangan kaki.  Termasuk tulang pendek dan tersusun atas 8 tulang dengan salah satunya adalah tulang tumit.
à Metatarsal/Tulang telapak kaki. Tersusun atas 5 buah tulang yang tersusun mendatar.
à Palanges/tulang jari-jari kaki.  Setiap jari tersusun atas 3 tulang kecuali tulang ibu jari atas 14 tulang.

Tulang Gelang Bahu
Tulang gelang bahu ( klavikula dan scapula/belikat dan selangka). Tulang selangka berbenluk seperti huruf “S” berhubungan dengan tulang lengan atas (humerus)  untuk membentuk persendian yang menghasilkan gerakan lebih hebas,  ujung yang satu berhubungan dengan tulang dada sedangkan ujung lainnya berhubungan dengan tulang belikat. 
Tulang belikat (skapula)  berukuran besar.  bentuk segitiga dan pipih.  terletak pada bagian belakang dari tulang rusuk. Fungsi utama dari gelang bahu adalah tempat melekatnya sejumlah otot yang memungkinkan tejadinya gerakan pada sendi.

Tulang Gelang Panggul
Tulang gelang panggul terdiri atas dua buah tulang pinggul.  Pada anak-anak tulang pinggul ini terpisah terdiri atas tiga buah tulang yaitu illiurn (bagian atas),  tulang ischiun (bagian bawah)  dan tulang pubis (bagian tengah). Dihagian belakang dari gelang panggul terdapta tulang sakrum yang merupakan bagian dari ruas-ruas tulang belakang.  Pada bagian depan tendapat simfisis pubis merupakan jaringan ikat yang menghubungkan kedua tulang pubis.  Fungsi gelang panggung terutama untuk mendukung berat badan bersama-sama dengan ruas tulang belakang. Melindungi dan mendukung organ-organ bawah,  seperti kandung kemih,  organ reproduksi dan sebagai tempat tumbuh kembangnya janin.

1.      Berdasarkan strukturnya
·      Pars Cartilago ( tulang rawan )
     Tulang rawan dibentuk oleh kondrosit (sel tulang rawan) dan matriks tulang rawan yang tersusun dari kondrin, kolagen, dan kalsium. Tulang rawan menjadi menjadi 3, yaitu :
-   Tulang rawan hialin :  mempunyai matriks yang transparan. Merupakan jenis tulang rawan yang paling banyak terdapa didalam tubuh manusia. Banyak terdapat di hidung, sendi gerak dan ujung tulang rusuk.
-          Tulang rawan fibrosa : mempunyai matriks yang berisi kolagen yang kaku. Merupakan tulang rawan yang dapat dijumpai dibagian tubuh yang memerlukan kekuatan besar, misalnya pada ruas tulang belakang dan lutut.

-          Rulang rawan elastik : tulang rawan elastik terbentuk dari serabut elastik yang lentur. Tulang rawan tidak akan mengalami perubahan menjadi tulang keras, meskipun orang tersebut telah dewasa. Banyak dijumpai didalam telinga, cuping hidung dan epiglotis.
·      Pars ossea ( tulang sejati )
      Tulang ini berasal dari tulang rawan yang mengalami asifikasi (pengerasan), dibentuk oleh osteosit yang banyak mengeluarkan matriks. Matriks tulang keras mengandung sedikit kolagen dan mengandung banyak kalsium dan fosfor. Kalsium dan fosfor yang terkandung dalam matriks menyebabkan tulang menjadi keras dan tidak lentur.

   Sel-sel tulang terdiri dari 3 jenis , yakni : osteoblast, osteosit dan osteoklast
·     Osteoblast berfungsi dalam pembentukan tulang dengan mensekresi matriks tulang. Matriks tersusun atas 98% kolagen dan 2% substansi dasar (glukosaminoglikan, asam polisakarida dan proteoglikan). Matriks merupakan tempat dimana garam-garam mineral ditimbun
·      Osteosit adalah sel dewasa yang terlibat dalam pemeliharaan fungsi tulang dan terletak dalam osteon (unit matriks tulang)
·      Osteoklast adalah sel multinuclear (berinti banyak) yang berperan dalam penghancuran, reabsorbsi dan remodeling tulang.


3.      Berdasarkan bentuknya
-       Tulang panjang (os. Longum) : tulang yang ukurannya panjangnya terbesar. Contohnya pada tulang humerus, femur, radius, dan ulna Tulang panjang terdiri dari 3 bagian , yakni :
a.  Epifisis (epiphysis) : ujung dari bagian tulang panjang yang mana terdapat disetiap sisi pinggir dari tulang, yang terdiri dari jaringan kompak (compact bone) dan spongiosa (spongy bone). Sebagai tempat pembentukan sel darah merah, sel darah putih dan platelet.
b.  Diafisis (Diaphysis) : badan atau poros dari tulang yang membuat bagian tersebut memiliki ukuran panjang. Terdapat pembulu darah dan serabut saraf yang juga dilapisi oleh lapisan yellow marrow (jaringan lemak) yang berfungsi sebagai tempat cadangan makanan.
c.     Metafisis (Metaphysis) : perbatasan antara epifisis dan diafisis. Sebagai tempat pembentukan tulang baru.
-      Tulang pendek (os. Brave)/ kuboid : tulang yang ukurannya pendek. Contohnya : tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki, exterior (sub compacta), inferior (spongiosa)
-     Tulang pipih (os. Planum) : tulang yang ukurannya lebar, contohnya : tulang tengkorak kepala, tulang rusuk, dan sternum
-       Tulang tidak beraturan (os. Irreguler) : contohnya seperti vertebra, tulang wajah, dan pelvis

Komposisi Tulang
1.      50% terdiri dari air
2.      50% padatan
-    Organik 31% (1/3) : Terdiri dari serabut kolagen dan meteri organik lain yang disekresi oleh osteoblast, Fleksibilitas terhadap stretching dan twisting
-       Inorganik 69% (2/3) : Terutama terdiri dari calcium phosphate dan calsium hydroxide, Menghasilkan tulang yang keras dan tahan terhadap tekanan.

Organik
Inorganik
Anak
1
1
Dewasa
3
7
Lanjut Usia
1
4

Faktor Pertumbuhan Tulang
1.      Nutrisi : Kecukupan vitamin dan mineral harus terpenuhi.
-     Kalsium dan fosfor untuk pertumbuhan tulang
-     Vitamin C untuk pembentukan kolagen
-     Vitamin K dan B12 untuk sintesis protein
2. Hormon : Hormon-hormon yang mempengaruhi pertumbuhan tulang , antara lain :
-     Pituitari ( Human Growth Hormone / hGH ) : mitosis kondrosit dan osteoblast, sintesa protein (kolagen, kartilago, enzim)
-     Tiroid : Thyrosin ( sintesa protein menjadi energi ), Calcitonin ( mengurangi reabsorbsi Ca dari tulang )
-     Pankreas (insulin) : membentuk energi dari glukosa
-     Paratiroid : meningkatkan reabsorbsi Ca dari tulang
-     Ovarium/Testis (Esterogen/Testosteron) : membantu penutupan epifisis dan membantu mempertahankan Ca dalam tulang

Proses Penuaan
-   Demineralisasi (kehilangan mineral) atau biasa disebut juga osteoporosis
a.   Pada wanita biasa terjadi di usia 40-45 tahun dikarenakan penurunan kadar esterogen yang sangat cepat
b.     Pada laki-laki , dimulai pada usia 60 tahun dan berlangsung secara bertahap
-   Turunnya sintesa protein yang disebabkan produksi kolagen menurun sehingga tulang lebih keras dan mudah fraktur, selain itu juga karena penurunan produksi hormon
 




Daftar Pustaka

-      Price, Anderson Silvia., Wilson, Lorraine McCarty., 2005, Patofisiologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Jakarta: EGC
-   Pearce, Evelyn C., 2012, Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
      Referensi :                                                                             
1.      Potter Perry. 2006. Fundamental Keperawatan edisi 2. Jakarta: EGC
2.      Sloane et all. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC
3.      Smeltzer, CS., Bare, G.B., 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner&Suddart edisi 8 Volume 3. Jakarta: EGC
4.      Syarifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC



No comments:

Post a Comment